Saat aku paparkan pula perlunya publikasi via website, Mas Robby yang paling antusias. Dia berpesan nanti malam akan datang lagi. Tertarik sekali dia. Dia katakan pula bahwa Mba Ani SMS akan datang hacker dari Banyumas. Hahaha….


Rupanya Mba Ani pintar berpromosi. SMS yang disebarkan berbeda-beda isinya. Tujuannya agar peserta mau datang. Segera aku klarifikasi ke Mas Robby, aku cuma user. Kalau hacker itu teman-teman di relawan TIK. Insya Allah aku hubungkan nanti. Latar belakang pendidikannya yang memang bergelut di dunia IT membuatnya tertarik. Aku hanya memandunya posting berita di website. Sedang pembuatan wordpress, dia selesaikan sendiri.




Selamat ya, Mas Robby!

Sayang kalau ide-ide cerdas dari Forkom P2MTK tidak dipublikasikan kepada khalayak. Aku sampaikan juga, awal perkenalanku dengan teman-teman di Jakarta, salah satunya via website. Entah bagaimana mereka menilaiku, yang jelas tulisan-tulisan yang aku publikasikan mendapatkan respon. Dari situ lah awal perkenalanku. Saat pulang nanti, aku dititipi surat permohonan pembuatan website beserta fotocopy KTP-nya Mas Bambang Teguh selaku ketuanya. Sedang urusan lain biar mereka selesaikan bareng Yossy.

Aku pamerkan empat website pada layar LCD. Tiga web yang aku kelola dan satu website dari Aceh, yakni Gampong Cot Baroh. Aku ceritakan bagaimana Muhammad Dahlan dan Safwaturrahman mengelola website desa, sedang mereka sendiri tidak tinggal di sana. Mereka minta kepada penduduk untuk mengumpulkan foto-foto dan menyediakan data-data yang dibutuhkan, yang kemudian akan diolah dan di posting ke website. Kegigihan mereka berdua menyuarakan desa sebagai bukti cinta kepada tanah kelahiran, berbuah manis. Pada Festival Desa TIK yang diselenggarakan di Majalengka, Gampong Cot Baroh menjadi salah satu penerima penghargaan tingkat nasional. Widih.

Untuk posting berita, aku klasifikasikan mana-mana yang akan aku pakai website-nya. Misalkan kegiatan itu terjadi di desaku, maka akan di posting di website desa. Kalau terjadi di luar desa dan masih dalam lingkup kabupaten Banyumas, akan di posting dalam website banyumasmandiri. Sedang kegiatan yang terjadi di luar Banyumas, aku postingkan di indonesiamandiri. Nah untukwebsite pribadi, aku unggah tulisan berupa celotehan-celotehan semauku, dengan sumber dan gaya bahasa sekenanya. Website pribadi ini aku anggap sebagai pengganti buku harian. Ya, seperti tulisan ini.

Tak ketinggalan aku sampaikan juga tentang perjuangan si bocah imut, Nuron. Kisah pemuda dari Desa Cikadu-Cianjur ini mungkin tak se-fenomenal Florence Sihombing. Akan tetapi pemanfaatan media sosial yang dia lakukan berhasil menarik perhatian Pemprov Jabar. Sang Wagub dan rombongan mau datang ke desa yang akses jalannya rusak parah. Terlihat dalam koleksi foto-foto bagaimana susahnya rombongan dalam menerjang medan. Ulasan khusus Nuron sudah aku unggah di web ini pada 29 September 2014 dengan judul: Ramah dan Meriahnya Festival Destika edisi ke-3. Desa Cikadu pun menerima penghargaan serupa seperti Gampong Cot Baroh.

Sosial media akan bermanfaat jika digunakan secara bijak, seperti Nuron. Tapi juga bisa membawa malapetaka, seperti Florence Sihombing. Silakan mau pilih yang mana.

Obrolan demi obrolan terus berlanjut hingga maghrib. Acara yang sudah ditutup oleh Mas Bambang Teguh ternyata masih kurang. Kesamaan visi dan misi membuat materi obrolan hampir tak pernah habis. Sayang pula, saat narsis bareng, kebanyakan peserta sudah pulang. Narsis itu kan wajib. Biar eksis. #hasyah. (KIKIS.ID)

Tambahan

Dokumentasi Festival DESTiKA 2014